song by Dewi Guna....

coba dengarin dech it's cool song.....


Kasih setia Mu Tuhan
Lebih dari hidupku
Jalan - jalan Mu Tuhan
Terbaik bagiku

Dari semua yang Kau katakan
Tiada dusta yang kutemui
Dari semua yang Kau Janjikan
Tiada yang tak terpenuhi

REFF:
Andaikan aku harus memilih
Tetap hatiku pada Mu
Tak satu pun dapat menggantikan Mu
Hanya kau yang berarti bagiku
Lebih dari semua yang ada
Kaulah segalanya bagiku
Tak ingin ku berpaling dari Mu
S'lamanya ku akan menyembah Mu
TUHAN

 uhhhhhhhh uenak nh n patut di coba, guampang bgt tw bikinnya........

Bahan:

2 porsi nasi putih (pilih yang pera)
3 sdm minyak goreng
1 butir telur, kocok sebentar
4 siung    bawang putih, cincang halus
50 gram bawang bombai, cincang halus
¼  buah nenas kupas, buang hatinya, iris panjang kecil
3 batang sosis ayam/sapi, iris bulat tipis
2 sdm saus tomat
1 sdt merica bubuk
1 ½ sdt garam halus   
5 buah jamur kancing, iris tipis
1 batang daun bawang, iris halus
Cara membuat:
Panaskan  1 sdm minyak goreng,  masukkan telur. Buat orak-arik hingga matang. Angkat dan sisihkan. Panaskan sisa minyak, tumis bawang putih dan bawang bombay  hingga harum. Tambahkan  nenas dan sosis,  lalu tumis sampai layu.
Masukkan nasi, saus tomat, merica dan garam. Aduk-aduk dan masak sampai bumbu tercampur rata.
Masukkan daun bawang dan telur orak-arik. Aduk lagi sampai rata. Angkat.
Untuk 2 orang

patut di baca dan di renungkan.........


John C Maxwell suatu ketika pernah didapuk menjadi seorang pembicara di
sebuah seminar bersama istrinya.
Ia dan istrinya, Margaret, diminta menjadi pembicara pada beberapa sesi
secara terpisah. Ketika Maxwell sedang menjadi pembicara, istrinya
selalu duduk di barisan terdepan dan mendengarkan seminar suaminya..
Sebaliknya, ketika Margaret sedang menjadi pembicara di salah satu sesi,
suaminya selalu menemaninya dari bangku paling depan.
Ceritanya, suatu ketika sang istri, Margaret, sedang menjadi pembicara
di salah satu sesi seminar tentang kebahagiaan. Seperti biasa, Maxwell
duduk di bangku paling depan dan mendengarkan. Dan di akhir sesi, semua
pengunjung bertepuk tangan. Yang namanya seminar selalu ada interaksi
dua arah dari peserta seminar juga kan ? (Kalau satu arah mah namanya
khotbah.)
Di sesi tanya jawab itu, setelah beberapa pertanyaan, seorang ibu
mengacungkan tangannya untuk bertanya. Ketika diberikan kesempatan,
pertanyaan ibu itu seperti ini, "Miss Margaret, apakah suami Anda
membuat Anda bahagia?"
Seluruh ruangan langsung terdiam. Satu pertanyaan yang bagus. Dan semua
peserta penasaran menunggu jawaban Margaret. Margaret tampak berpikir
beberapa saat dan kemudian menjawab, "Tidak."
Seluruh ruangan langsung terkejut. "Tidak," katanya sekali lagi, "John
Maxwell tidak bisa membuatku bahagia." Seisi ruangan langsung menoleh ke
arah Maxwell.. (Kebayang ga malunya Maxwell saat itu.) Dan Maxwell juga
menoleh-noleh mencari pintu keluar. Rasanya ingin cepat-cepat keluar.
Malu ui!
Kemudian, lanjut Margaret, "John Maxwell adalah seorang suami yang
sangat baik. Ia tidak pernah berjudi, mabuk-mabukan, main serong. Ia
setia, selalu memenuhi kebutuhan saya, baik jasmani maupun rohani. Tapi,
tetap dia tidak bisa membuatku bahagia.."
Tiba-tiba ada suara bertanya, "Mengapa?"
"Karena," jawabnya, "tidak ada seorang pun di dunia ini yang bertanggung
jawab atas kebahagiaanku selain diriku sendiri."
Dengan kata lain, maksud dari Margaret adalah, tidak ada orang lain yang
bisa membuatmu bahagia. Baik itu pasangan hidupmu, sahabatmu, uangmu,
hobimu. Semua itu tidak bisa membuatmu bahagia. Karena yang bisa membuat
dirimu bahagia adalah dirimu sendiri.
Kamu bertanggung jawab atas dirimu sendiri. Kalau kamu sering merasa
berkecukupan, tidak pernah punya perasaan minder, selalu percaya diri,
kamu tidak akan merasa sedih. Sesungguhnya pola pikir kita yang
menentukan apakah kita bahagia atau tidak, bukan faktor luar.
Bahagia atau tidaknya hidupmu bukan ditentukan oleh seberapa kaya
dirimu, seberapa cantik istrimu, atau sesukses apa hidupmu. Ini masalah
pilihan: apakah kamu memilih untuk bahagia atau tidak .

Suatu ketika, ada seorang anak laki-laki yang bertanya kepada ibunya.
“Ibu, mengapa Ibu menangis?”
Ibunya menjawab.
“Sebab, Ibu adalah seorang wanita, Nak”
“Aku tak mengerti” kata si anak lagi
Ibunya hanya tersenyum dan memeluknya erat. “Nak, kamu memang tak akan pernah mengerti….”
Kemudian, anak itu bertanya pada ayahnya.
“Ayah, mengapa Ibu menangis? Sepertinya Ibu menangis tanpa ada sebab yang jelas?”
Sang ayah menjawab.
“Semua wanita memang menangis tanpa ada alasan”
Hanya itu jawaban yang bisa diberikan ayahnya.
Lama kemudian, si anak itu tumbuh menjadi remaja dan tetap bertanya-tanya, mengapa wanita menangis.
Pada suatu malam, ia bermimpi dan bertanya kepada Tuhan.

“Ya Bapa, mengapa wanita mudah sekali menangis?”
Dalam mimpinya, Tuhan menjawab.

“Saat Kuciptakan wanita, Aku membuatnya menjadi sangat utama. Kuciptakan bahunya, agar mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya, walaupun juga, bahu itu harus cukup nyaman dan lembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tertidur.

Kuberikan wanita kekuatan untuk dapat melahirkan, dan mengeluarkan bayi dari rahimnya, walau, seringkali pula, ia kerap berulangkali menerima cerca dari anaknya itu.

Kuberikan keperkasaan, yang akan membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah, saat semua orang sudah putus asa.

Pada wanita, Kuberikan kesabaran, untuk merawat keluarganya, walau letih, walau sakit, walau lelah, tanpa berkeluh kesah.

Kuberikan wanita, perasaan peka dan kasih sayang, untuk mencintai semua anaknya, dalam kondisi apapun, dan dalam situasi apapun. Walau, tak jarang anak-anaknya itu melukai perasaannya, melukai hatinya. Perasaan ini pula yang akan memberikan kehangatan pada bayi-bayi yang terkantuk menahan lelap. Sentuhan inilah yang akan memberikan kenyamanan saat didekap dengan lembut olehnya.

Kuberikan wanita kekuatan untuk membimbing suaminya, melalui masa-masa sulit, dan menjadi pelindung baginya. Sebab, bukankah tulang rusuklah yang melindungi setiap hati dan jantung agar tak terkoyak?

Kuberikan kepadanya kebijaksanaan, dan kemampuan untuk memberikan pengertian dan menyadarkan, bahwa suami yang baik adalah yang tak pernah melukai istrinya. Walau, seringkali pula, kebijaksanaan itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada suami, agar tetap berdiri, sejajar, saling melengkapi, dan saling menyayangi.

Dan, akhirnya, Kuberikan ia air mata agar dapat mencurahkan perasaannya. Inilah yang khusus Kuberikan kepada wanita, agar dapat digunakan kapanpun ia inginkan. Hanya inilah kelemahan yang dimiliki wanita, walaupun sebenarnya, air mata ini adalah air mata kehidupan”

Maka, dekatkanlah diri kita pada sang Ibu kalau beliau masih hidup, karena di kakinyalah kita menemukan surga.

Sponsor

Free Web Hosting with Website Builder

Produk SMART Telecom

Free Domain

CO.CC:Free Domain

Time & Calender

Guest Book

About Me

salam kenal aku shantie, silahkan menikmati blog aku dan mohon memberi tanggapan untuk blog ini... terima kasih "Because of that I liked and willing in the torture ... In the difficulties ... In the persecution and distress because of Christ ... Because If I am weak then I am strong (2 Corinthians 12:10)

Come On Go Green Now

go green indonesia!